Thursday, January 20, 2011

Mabuk Dolar di Kapal Pesiar

Judul buku:

Mabuk Dolar di Kapal Pesiar

Penulis: Hartono Rakiman, dkk

Cetakan Pertama: Oct 2010

Penerbit: Rumah Baca

Halaman: 195

S i z e: 11 x 18 cm


ISBN: 968-602-97440-0-2


Harga : Rp. 39.000,-


(+) ongkos kirim untuk luar Jabotabek

Pemesanan secara online melalui :

Indriyani,

HP: 0813 1980 6673

Email: indriyanispd@yahoo.com

Transfer: an. Indriyani

Bank Mandiri : No Rek. 156-00-0048142-6

Bank BCA : No. Rek. 568-088-4503


---------------------------------------

APPETIZER

---------------------------------------


“Each meal consisted of five courses beginning with a choice of an appetizer.”

Holland America Lines Inc

Ciri utama makanan yang masuk dalam kelompok appetizer adalah asin, pedas, dan masam. Appetizermemang diciptakan untuk menggugah selera, bertugas membangkitkan syaraf perangsang yang berujung pada keluarnya air liur. Hmm, yummy! Beda dengan dessert yang memiliki rasa manis, yang disantap sambil minum kopi atau teh panas. Jika ketiga rasa appetizer itu digabung menjadi satu, Anda bisa membayangkan sendiri hasilnya. Rame rasanya! Nah, kira-kira begitulah suasana hati saya saat pertama kali mencoba menuliskan ulang kisah perjalanan hidup saya saat bekerja di kapal pesiar. Di sana ada rasa gembira, suka cita, tapi juga ada kalanya sedih, murung, atau bahkan marah. Ya, ada manis, banyak pula masamnya. Semuanya campur aduk jadi satu.

Saya menjadi tidak sabar untuk segera berbagi cerita tentang pengalaman saya berkelana mengelilingi dunia sambil bekerja sebagai waiter di atas kapal pesiar. Sengaja kata keliling dunia saya taruh di depan dan kata sambil bekerja saya taruh di belakang, bukan sebaliknya. Saya memang bermaksud untuk mengajak Anda menikmati keliling dunianya, dan bekerja menjadi sampingan. Sebab apabila kata bekerja saya taruh di depan, itu sama halnya saya menghilangkan selera makan Anda. Ingat, tugas utama appetizer adalah membangkitkan nafsu makan. Secara naluriah, orang tidak suka bekerja, tapi lebih suka bersantai ria. Bahkan ada buku yang secara provokatif berjudul, ”The Joy of not Working.” Saya ingin mengupas sisi leisure dari sebuah pekerjaan di atas kapal pesiar. Baru kemudian saya akan mengajak Anda mengenal lebih jauh dunia kapal pesiar dengan segala pernak-perniknya.

Intinya saya ingin berbagi kepada Anda, soal working with fun, meskipun harus segera disadari bahwa dalam cerita yang sebentar lagi Anda nikmati, akan banyak bertebaran sisi gelap dari kapal pesiar yang mungkin bisa jadi membuat Anda mundur selangkah, sambil berfikir betapa beratnya bekerja di kapal pesiar. Kalaupun cerita itu memang benar adanya, bukan maksud saya membuat Anda takut. Dia bisa dimaknai semacam early warning, bahwa hidup tak selamanya manis, tapi kadang pahit, asin, atau bahkan masam.

Saya menyebut buku kecil ini sebagai buku memoar, kisah petualangan, etos kerja, atau sekaligus pencarian jati diri. Saya membaginya menjadi empat bagian. Bagian pertama adalah cerita pengalaman saya berkelana keliling dunia. Dia menjadi bonus paling indah karena berisi catatan kenangan tempat-tempat eksotik yang sempat saya kunjungi selama keliling dunia. Saya memberi subjudul “Around the world.” Sengaja saya menuliskan subjudul dalam bahasa Inggirs. Subjudul lainnya juga saya tulis dalam bahasa Inggris, biar tambah keren dan semakin menambah selera membaca. Ingat sekali lagi soal appetizer tadi.

Bagian kedua bolehlah disebut sebagai pemanasan untuk mengenal lebih dekat sosok kapal pesiar, yang lebih dikenal sebagai hotel terapung atau “The floating hotel.” Bagian ketiga mengupas suka duka sebagai seorang waiter dengan segala persoalan yang harus dihadapi setiap hari. Saya mencoba mengambil subjudul yang mirip-mirip dengan “Be a good moeslem or die as syuhada.” Karena frasa dalam kalimat itu terdengar enak, maka saya ganti menjadi: “Be a good waiter or die as a looser.” Bagian keempat memotret sisi-sisi unik dari penghuni kapal pesiar dari segala sudut. Ini menjadi tulisan menarik karena mengupas soal perilaku dan hubungan antarmanusia yang multi karakter. Itulah hidup, dan harus dijalani apa adanya, seperti pepatah mengatakan: “The life must go on.”

Dalam buku ini barangkali akan ditemukan banyak istilah asing atau kurang akrab di telinga. Harap maklum, karena dunia kapal pesiar memang dekat dengan dunia perhotelan dan pariwisata yang banyak bersinggungan dengan istilah asing. Namun demikian, janganlah Anda khawatir. Saya sudah menyediakan daftar istilah yang saya tempatkan di bagian belakang sebagai lampiran. Kumpulan daftar istilah, atau biasa disebut glossary, akan membantu Anda memahami istilah-istilah asing tersebut. Sekaligus Anda bisa belajar banyak dari glossary itu.

Mumpung appetizer-nya belum habis, saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu terbitnya buku saya ini secara indie.

Terima kasih kepada pengunjung blog kapal pesiar yang saya buat diwww.mashar67.blogdrive.com. Begitu banyak pertanyaan yang muncul hampir setiap hari dan tak sanggup saya kelola dengan baik. Dari sana, saya terpicu untuk segera menerbitkan buku ini untuk menumpas dahaga selusin pertanyaan yang diajukan. Terima kasih pula kepada teman-teman yang memanas-manasi saya untuk menerbitkan buku ini secara indie: Elok Dyah Messwati (Penulis buku laris “Backpacking Hemat ke Australia), Benito Lopulalan, dan Jay Wijayanto.

Penerbitan secara indie ini memang lebih menantang. Untuk berhubungan dengan penerbit maka saya harus rela mengorbankan konsep dan bangunan cerita yang sudah saya siapkan sebelumnya. Wajar kiranya, karena penerbit berhitung dengan soal untung dan rugi, soal selera pasar. Jadi mereka akan mematok batasan-batasan yang kira-kira sesuai dengan selera pasar, yang ujungnya mampu mendulang keuntungan. Meskipun selera pasar itu sejatinya susah ditebak. Banyak buku-buku best seller yang justru meledak tanpa pernah ada orang yang bisa menduganya. Orang baru menyusun teori setelah sebuah fenomena terjadi. Sebangun dengan itu, saya membiarkan perjalanan hidup buku tentang kapal pesiar ini menemukan nasibnya sendiri: membusuk di gudang atau menjadi fenomena baru dalam penerbitan buku.

Terima kasih kepada teman-teman di Komunitas Ikat Makna (KIM) dan Komunitas Rumah Baca, yang memberi ruang diskusi dan belajar menulis secara intensif.

Secara khusus ingin saya sampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh kerabat dan handai taulan. Terima kasih tak terhingga kepada mendiang kedua orang tua saya. Merekalah yang telah dengan tulus dan ikhlas mendorong saya untuk mewujudkan mimpi keliling dunia.. Last but not the least, saya patut menyampaikan ucapan terima kasih kepada sahabat saya: Budi Winarno, yang telah meluangkan waktu untuk melakukan editing naskah ini sebelum naik cetak. Terima kasih kepada Haris Juhaeri dan Agung Suryawan, yang dengan sukarela mau menyumbangkan tulisannya untuk lebih menggenapi serunya cerita seputar kapal pesiar dalam buku ini.

Semoga appetizer ini semakin merangsang syaraf baca anda. Welcome on board!

read more in English

back to blueSaphier


No comments:

Post a Comment